Tag Archives: Bangladesh

Ideologi – ideologi Saat Ini

Saat ini perbedaan ideologi tidak lagi menjadi pertimbangan berbagai negara untuk berafiliasi. Kepentingan penguasaan atas sumber energi dan sumber pangan menjadi pertimbangan utama negara-negara mengambil kebijakan dalam negeri dan luar negerinya. Hal inilah yang mendorong tumbuhnya sikap yang nasionalistik di negara seperti Rusia, RRC, Jepang, Iran, India dan sejumlah negara berkembang. Sebagian dari negara tersebut bersikap sangat kritis terhadap negara lain bahkan terkadang cenderung menentang kebijakan global PBB. Tumbuhnya sikap nasionalistis di negara-negara tersebut merefleksi adanya tuntutan untuk tetap mendapatkan suplay energi yang cukup dan ketersediaan pangan yang memadai. Perebutan sumber energi menjadi masalah utama berbagai negara, bahkan konflik di Irak yang tidak kunjung usai merupakan bagian dari medan perebutan sumber-sumber energi. Gerakan anti perang dan seruan penarikan pasukan AS dari Irak makin meluas baik di dalam negara AS sendiri maupun di negara-negara lain.

Krisis keuangan, krisis energi dan krisis pangan telah memaksa semua ideology dunia memberikan perhatian khusus terhadap lingkungan. Kemenangan Partai Demokrat di Senat dan Kongres, yang mengantarkan terpilihnya calon Presiden AS dari Demokrat telah mempengaruhi kebijakan-kebijakan luar negeri yang berbeda dengan sebelumnya. Isu-isu HAM, lingkungan hidup dan kesejahteraan hidup menjadi isu utama dalam hubungan antar negara. Perbaikan hubungan antara AS dan Islam juga terus dikampanyekan Presiden Barrack Obama. Meskipun demikian, Islamic Phobia di Barat belum juga luntur, dan justru makin menguat seiring dengan menguatnya jaringan Kelompok Radikal di beberapa negara yang mayoritas penduduknya muslim.

Perkembangan Negara-negara Amerika Latin, yang dipelopori oleh Presiden Venezuela dibawah Hugo Chaves, telah berhasil membawa 10 negara dan 12 negara-negara Amerika Latin untuk melawan hegemoni AS di Amerika Selatan. Kemenangan Evo Morales menjadi Presiden di Bolivia, memperkuat hadirnya paham neo sosialisme di Negara-negara Amerika Latin, diantaranya didukung oleh Hugo Chaves, Presiden Venezuela, Louiz Luaclo Lula da Silva Presiden Brasil, Cheistina Kirchner Presiden Argentina, Michele Bachelet Presiden Chili dan Fernando Lugo (eks Uskup) Presiden Paraguay.

Di Timur Tengah dengan dimotori oleh kelompok kelompok radikal berdasarkan agama, terus mengembangkan kebencian pada bangsa “barat” (baca “Amerika Serikat) dengan berupaya mengembalikan kejayaan “Pan Arabisme”. Di sisi lain sebagaimana yang terjadi di Amerika Latin tentang teologi pembebasan, kesadaran bahwa dirinya tertindas menjadi dasar gerakan pembebasan. Oleh sebab itu kelompok agama menggunakan alat dan masalah kemiskinan untuk mencapai tujuan politik.

Peran kelompok-kelompok bersenjata seperti Hizbullah, Hamas dan berbagai milisi di  Irak tetap sebagai representasi dari ideologi radikal keagamaan untuk melawan arogansi AS, Barat  dan Israel. Hal ini menimbulkan kekhawatiran tentang semakin menyebarluasnya perkembangan radikalisme dan terorisme, bukan hanya di kawasan Timur Tengah, tetapi juga di negara-negara yang mayoritas penduduknya muslim. Paralel dengan meningkatnya radikalisme agama tersebut, Islam Phobia di Barat dan AS juga makin mengeras dan menyebar luas. Di lain pihak, beberapa kelompok radikal keagamaan seperti HAMAS, Hizbullah, Ikhwanul Muslimin, dan Hizbut Tahrir terus marak berkembang dan memperkuat basis dan pendukungnya, tidak saja di Timur Tengah tetapi juga di beberapa Negara dengan penduduk mayoritas Islam seperti Indonesia, Bangladesh, Malaysia, Uzbekistan, Turki, Marroco dll. Fenomena ini makin mendikotomikan dunia Islam dengan dunia Barat, yang arahnya bisa mengkhawatirkan karena mendorong Negara Barat untuk melanjutkan perang counter terorisme dan perang counter radikalisme dengan menafikan upaya-upaya dunia Islam untuk mengatasi masalah radikalisasi secara internal dengan mengutamakan pendekatan persuasif yang mengutamakan nilai-nilai lokal.

Tinggalkan komentar

Filed under geoekonomi-politik